Dosen Keperawatan Melakukan PKM Gerakan Peduli Stroke

Munculnya pandemic covid 19 menyebabkan public internasional mengalami krisis kesehatan. banyak sistem layanan kesehatan dibawah tekanan untuk memenuhi tuntutan layanan rawat inap dan tuntutan sumberdaya kesehatan secara optimal. ( Gittins, et al., 2020).  Angka kejadian pasien stroke selama pandemic rata rata yang datang kelayanan kesehatan dengan keluhan katagori berat, karena mereka tidak berani memeriksakan kesehatan rutin ke puskesmas atau poli terdekat. Stroke merupakan gangguan fungsi otak yang terjadi akibat gangguan aliran darah pada otak, baik karena adanya sumbatan ataupun pecahnya pembuluh darah, sehingga mengakibatkan tidak terpenuhinya suplai nutrisi dan oksigen yang dibutuhkan otak (Arum, 2015). Stroke secara umum dapat sembuh secara sempurna, akan tetapi stroke juga dapat sembuh dengan kecacatan ataupun mengakibatkan kematian bagi penderitanya (Iskandar, 2003). Hal inilah mengapa stroke dikatakan menjadi salah satu penyakit yang mengancam jiwa penderitanya (Goldszmidt & Caplan, 2013). Pada umumnya penderita stroke yang sembuh dengan kecacatan sebagian besar mengalami gangguan pada seluruh fungsi kehidupannya (Goldszmidt & Caplan, 2013). Dimana,  gejala sisa yang lazim terjadi pada penderita stroke adalah seperti gangguan saat berkomunikasi, gangguan dalam mengkonsumsi makanan, disfungsi seksual, keterbatasan dalam perawatan diri sendiri, bermasalahnya kepekaan panca indra dan rasa nyeri, serta gangguan memori, mood dan pola tidur. Gejala sisa inilah yang cenderung menjadi sumber stres bagi penderita, karena perubahan kemampuan dari sebelumnya (Arum, 2015). Selain itu, kurang lebih dari separuh dari total penderita stroke dalam kondisi hidup mengalami kegagalan fungsi baik dalam kehidupan sosial dan keluarga, sehingga sering dianggap sebagai beban bagi keluarga (Hariyati, Sumarwati, & Handiyani, 2004). Kegagalan fungsi ini terjadi karena adanya perubahan peran dalam keluarga yang diakibatkan oleh adanya penyakit pada salah satu anggota keluarga. Perubahan peran tersebut tentu akan berdampak pada keluarga baik dari segi keuangan keluarga, pekerjaan dan penyesuaian jadwal dan aktifitas sosial (Rosdahl & Kowalski, 2014). Sehingga tidak heran jika dalam penelitian Audia, dkk (2016) menyebutkan bahwa banyak anggota keluarga yang mengalami kesulitan untuk ikut terlibat dalam perawatan. Padahal Maria (2014), mengungkapkan bahwa support system yang baik dan positif dari keluarga sangat penting untuk membantu proses penyembuhan/pemulihan akibat penyakit stroke (Maria, 2014). Keluarga juga diharapkan mampu menerima dan mengerti akan kondisi penderita stroke , dan keluarga juga diharapkan mampu menjadi tempat bagi para penderita stroke untuk memaksimalkan hidupnya. Karena gangguan-gangguan yang terjadi pada pasien dengan stroke, baik kesusahan dalam mengkonsumsi makanan atau perawatan diri ataupun aktifitas harian, pasien stroke sangat membutuhkan orang lain salah satunya dari keluarga sebagai orang terdekat pasien. Apalagi keluarga merupakan salah satu aspek penting yang dapat membantu pasien stroke untuk mempertahankan dan meningkatkan kembali kualitas hidup pasien setelah keluar dari rumah sakit  (Basit & Rahmayani, 2017). Bahkan dalam teori Hirearki Kebutuhan Dasar menurut Maslow personal hygene pasien merupakan kebutuhan fisiologis dasar yang harus mampu terpenuhi (Rosdahl & Kowalski, 2014). Pemenuhan kebutuhan dasar seperti perawatan diri inilah yang menjadi sangat penting diketahui oleh keluarga. Dimana, tujuan dari pemenuhan kebutuhan personal hygene bagi seorang pasien adalah : 1) meningkatkan derajat kesehatan seseorang; 2) memelihara kebersihan diri seseorang; 3) memperbaiki personal hygene yang kurang; 4) pencegahan penyakit; 5) meningkatkan percaya diri seseorang; dan 6) menciptakan keindahan (Tarwoto & Wartonah, 2011). Apalagi keluarga mempunyai tugas dalam pemeliharaan kesehatan para anggotanya, antara lain seperti mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggota kelurga, mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat, memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit, mempertahankan suasana rumah yang menguntungkan kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga, mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan pemberi layanan kesehatan (Friedmemann, 2005). dst.12. DOKUMENTASI KEPERAWATAN

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *